LAPORAN PRAKTIKUM SKARIFIKASI BENIH
SKARIFIKASI BENIH
(Laporan Praktikum Silvika)
Oleh
Vidia Yustika
1714151002
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR
LAMPUNG
2018
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Benih dikatakan sebagai biji tanaman yang
dipergunakan untuk tujuan penanaman atau budidaya tanaman. Benih merupakan biji
yang telah mengalami perlakuan khusus sehingga dapat dijadikan sarana dalam
memperbanyak tanaman. Benih akan dapat segera berkecambah jika ditempatkan pada
tempat yang sesuai dengan lingkungan tumbuhnya. Namun ada saat dimana benih
dapat berkecambah, namun dengan daya tumbuh yang kurang baik karena tanaman
induknya yang bersifat lemah. Biji pada tanaman yang lemah biasanya memiliki embryo yang kecil dan jumlah persediaan
makanan yang terbatas sehingga walaupun benih diletakkan pada kondisi yang
tepat untuk berkecambah tetapi akan menghasilkan tanaman yang lemah. Selain itu
pada benih juga akan terjadi dormansi dimana benih seolah dalam masa istirahat
untuk tumbuh sehingga akan memperlama proses perkecambahan. Dormansi adalah
berhentinya pertumbuhan dan metabolisme pada benih yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak baik atau oleh faktor
dari dalam tumbuhan itu sendiri. Penyebab dormansi antara lain adalah tidak adanya
proses imbibisi (masuknya air ke biji),
respirasi terhambat, pergerakan cadangan makanan yang terhambat, dan rendahnya
laju metabolisme.
Dormansi pada benih dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu kedewasaan embryo,
keadaan kulit benih, dan adanya zat penghambat yang menyelubungi kulit. Kondisi
dormansi ini dapat diatasi dengan skarifikasi benih. Skarifikasi merupakan
perlakuan yang dilakukan untuk mematahkan masa dormansi pada benih. Skarifikasi
pada kulit benih yang keras dapat dilakukan dengan cara penusukan, pembakaran,
dan penggoresan dengan menggunakan benda tajam.
B. Tujuan
Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah.
1. Mengenal
dan memahami sifat-sifat kulit benih dari benih bebrapa pohon.
2.
Mengetahui dan memahami cara-cara yang
lazim dilakukan pada skarifikasi.
3. Dapat
menentukan dan melakukan skarifikasi sesuai dengan kondisi benihnya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Benih
Benih adalah biji yang dipersiapkan dalam proses
perbanyakan tanaman yang telah mengalami proses seleksi sehingga diharapkan
dapat berkecambah menjadi tanaman yang unggul. Ada beberapa fase untuk mencapai
suatu tingkat kemasakan benih yaitu fase pembuahan, fase penimbunan zat
makanan, dan fase pemasakan. Fase pemasakan dimulai sesudah proses penyerbukan,
yang ditandai dengan pembentukan jaringan daengan kadar air yang tinggi. Fase
penimbunan makanan ditandai dengan kenaikan berat kering benih, dan turunnya
kadar air. Pada fase pemasakan, kadar air benih akan mencapai keseimbangan
dengan kelembaban udara diluar dan setelah mencapai tingkat masak benih, berat
benih tidak akan banyak mengalami perubahan (Kartasapoetra, 2003).
B. Dormasi benih
Dormansi benih menunjukan suatu keadaan dimana benih
sehat gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang meratanormal baik
untuk perkecambahan, seperti kelembaban yang cukup, dan cahaya yang sesuai.
Dormansi merupakan strategi untuk mencegah perkecambahan dibawah kondisi
dimana kemungkinan hidup kecambah atau anakan
rendah. Benih dengan pertumbuhan embryo yang
belum berkembang pada saat penyebaran tidak akan dapat berkecambah pada kondisi
perkecambahan normal dan karena itu tergolong kategori dormansi yang disebut
dormansi morfologis. Agar terjadi perkecambahan, embryo harus tumbuh maksimal, ini dimungkinkan oleh perlakuan
lembab dan panas yang disebut after
ripening. Dormansi yang disebabkan oleh embryo
yang belum masak seringkali bercampur dengan tipe dormansi lainnya (Tamin,
2007).
C. Skarifikasi Benih
Skarifikasi merupakan salah satu upaya atau
perlakuan awalpada benih yang ditujukan untuk mematahkan dormansi dan
mempercepat terjadinya perkecambahan benih yang seragam. Skarifikasi adalah
cara untuk memberikan kondisi benih yang impermeable
menjadi permeable melalui penusukan,
pembakaran, pemecahan, pengikiran, dan penggoresan dengan bantuan pisau atau
alat tajam lainnya (Harjadi, 2001).
D. Cara Skarifikasi
Beberapa perlakuan untuk mematahkan dormansi
dilakukan dengan cara.
1.
Skarifikasi mekanis, yakni melalui
penusukan, penggoresan, pemecahan, pengikiran, atau pembakaran dengan bantuan
pisau atau benda tajam lainnya.
2.
Air panas,yakni dengan merendam pada air
mendidih. Mematahkan dormansi pada Leguminoceae
melalui tegangan yang menyebabkan pecahnya lapisan macroslereid atau merusak tutup strophiolar.
3.
Pemanasan atau pembakaran, yakni dengan
cara membakar atau merebus benih. Suhu panas kering memiliki pengaruh yang sama
dengan air mendidih terhadap kulit biji buah kering.
4.
Perlakuan dengan asam, yaitu dengan
menambahkan larutan asam seperti H2SO4 sehingga menyebabkan kerusakan pada
kulit biji (Nurshanti, 2013).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, 2 April
2018 pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Silvikultur dan
Perlindungan Hutan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
lembar kerja, gelas plastik, kertas saring, dan bak kecambah. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah benih saga, air biasa, air mendidih, dan pasir.
C. Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut
1. Diambil
100 benih saga (Adenanthera pavonina),
amati dan perhatikan kondisi kulit benihnya sebelum skarifikasi.
2. Dimasukkan
100 benih saga tersebut kedalam gelas kemudian isi air mendidih kedalam gelas
yang berisi benih tersebut.
3.
Dibiarkan benih selama 15 menit,
kemudian ditiriskan dengan kertas saring.
4.
Kemudian benih di masukkan kedalam gelas
yang berisi air biasa selama 5 menit.
5.
Benih ditiriskan dan dibiarkan selama 24
jam.
6.
Benih kemudian dikecambahkan pada bak
kecambah dengan media pasir.
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil
yang diperoleh dari praktikum ini adalah.
Tabel
1. Benih Saga (Adenanthera pavonina)
No
|
Nama Benih
|
Skarifikasi
yang dilakukan
|
Kondisi kulit
benih
Sebelum
diskarifikasi Sesudah diskarifikasi
|
1
|
Saga
(Adenanthera pavonina)
|
Skarifikasi
menggunakan cara fisik yaitu dengan merendam benih pada air panas selama 5
menit dan direndam lagi menggunakan air biasa selama 15 menit kemudian diangkat
serta dibiarkan selama 12 jam.
|
Benih
sangat keras Benih sangat keras
dan kering. lembab dan
mengelupas.
|
B.
Pembahasan
Benih merupakan biji yang telah melewati seleksi
untuk dijadikan sebagai bibit tanaman baru yang dapat memiliki sifat yang
unggul. Pada praktikum skarifikasi
benih ini biji yang digunakan sebagai benih utama
adalah biji pohon saga (Adenanthera
pavonina). Biji pohon saga berwarna merah mengkilat dengan tekstur biji
yang sangat keras. Biji pohon saga termasuk jenis benih
keras karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya yang terdiri dari
lapisan sel-sel berupa palisade dan berdinding tebal terutama di permukaan
paling luar serta bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula. Hal ini menyebabkan kulit pada biji pohon saga bersifat impermeable sehingga asupan oksigen dan
air tidak dapat masuk atau diserap oleh bagian dalam biji. Akibat dari keadaan
ini adalah embryo dalam benih tidak
dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Dalam usaha pematahan masa dormansi
atau skarifikasi pada suatu benih, terdapat beberapa metode yang dapat
dilakukan sesuai dengan kondisi benih yang akan diskarifikasi.yaitu dengan cara
mekanis, cara fisik, dan cara kimiawi. Skarifikasi pada benih saga adalah
dengan menggunakan cara fisik, yaitu dengan cara merendam benih pada air
mendidih selama 5 menit, dan direndam kembali dengan air biasa selama 15 menit.
Kemudian benih ditiriskan dan didiamkan selama 12 jam.
Sebelum adanya perlakuan
skarifikasi, benih saga (Adenanthera
pavonina) kulit benih dalam kondisi yang sangat keras dan kering. Namun
setelah dilakukan skarifikasi tidak banyak perubahan yang terlihat pada benih.
Kulit benih saga masih tetap dalam kondisi keras namun permukaan kulitnya sudah
berubah menjadi lembab dan agak basah
serta terlihat bebrapa benih saga yang sudah tua mulai mengelupaskan
kulitnya.
Kendala yang dihadapi pada
praktikum ini adalah turunnya hujan pada saat proses penanaman benih pada bak
kecambah.
V.
SIMPULAN DAN
SARAN
A.
Simpulan
Simpulan dari praktikum ini adalah.
1. Benih
pohon saga (Adenanthera pavonina) memiliki
sifat keras dan impermeable.
2. Cara
yang lazim digunakan dalam skarifikasi benih adalah cara mekanik, cara fisik,
dan cara kimiawi.
3. Skarifikasi
pada benih pohon saga (Adenanthera
pavonina) yang memiliki kondisi kulit biji yang keras dan impermiabel
adalah dengan cara fisik yaitu dengan perendaman pada air mendidih dan dengan
air biasa.
B.
Saran
Saran untuk praktikum skarifikasi
benih ini adalah praktikan kedepannya harus lebih mempersiapkan alat dan bahan
dengan baik sehingga pada pelaksanan praktikum tidak terganggu karena
kekurangan alat ataupun bahan.
LAMPIRAN
Gambar 1. Biji yang telah diskarifikasi.
Gambar 2. Biji pada
bak kecambah.
Komentar
Posting Komentar